Sunday, 20 November 2016

Kabur dari Farm di pedalaman Australia ke kota Melbourne WORK AND HOLIDAY AUSTRALIA

                                                           

 
pertama sekali melihat  pohon Anggur  

Blog ini bukan fiksi tetapi nyata yang terjadi dengan saya dan juga dengan teman teman saya yang mengadu nasib di Australia, blog ini gw tulis karena banyak orang  yang bertanya gw kerja apa di Australia? susah menjawab satu persatu dan untuk memastikan bahwa gw benar benar bekerja di Australia bukan hanya jalan jalan enak seperti yang di posting di fb, dibalik itu ada perjuangan dan struggled yang gw lakukan dan bukan melakukan yang aneh aneh di Australia.

Perjalanan menuju Kebun Anggur melewati Horsham aku dan ade kawatir tidak akan ada transportasi ke Naracoorte, kita lihat di google wah sepertinya ada taxy, setibanya di Horsham di stasiun bis, kita bertanya ke penjaga nya eh ternyata benar jadwal bus tidak ada lagi paling besok harinya untuk jadwal berikutnya so sad! Menurut google sih  ada taxy, kita pikir seperti di city yang bisa di booking kapan saja atau seperti di Jakarta yang banyak taxy, ternyata kebalikannya oh no! memang disana ada taxy tetapi rental, dan tau ga harganya berapa? $200 sekali jalan akudan sama sama bilang “what???” 2 juta sekali jalan? Yang  perjalan nya hanya ditempuh lebih kurang 2 jam. Aku dan temanku gelisah mikirnya kelamaan, salah satu sarannya bapak yang di stasiun bus kita menginap saja di hotel, sepertinya ide bagus tuh pas kita cek harga hotelnya ternyata sama dengan harga rental taxy eh makin bingung harus apa sementara besok pagi harus sudah mulai kerja di Farm. Si bapak yang di sana sudah pengen pulang ke rumahnya kantornya sudah mau tutup sampai kita diusir secara halus dia bilang  ”okay girls what do you wana do now?” trus kita jawab ”well maybe we will just stay at the  hotel and relax outsite for a while to enjoy the evening sun”, trus bapaknya pulang kerumahnya dan  bilang ”okay girls enjoy your Adventure, dalam hati boleh ga kita nginap gratis dirumahnya? ngarep yang gratisan tetapi bule ga begitu cepat percaya dengan orang baru, beda dengan orang Asia.

Di Naracoorte kita akan bertemu pekerja  farm orang Indonesia sudah lumayan lama bekerja disana bisa dibilang bosnya farm di Naracoorte. Tiba tiba telepon dan menawarkan jemputan ke Naracoorte karena butuh pekerja untuk besok well, all sort. Sepanjang perjalanan menuju Naracoorte  hanya terlihat padang rumput dan beberapa jenis hewan ternak seperti Sapi dan Domba, gw teringat kalau sapi dari Australia  50% di export ke Indonesia, daging sapi di Australia memang lebih murah 1 kg 7$ sementara di Indonesia bisa $11 atau 110 ribu rupiah. Aku jadi tau berarti sapi yang sering gw beli di pasar di jakarta dari sini asalnya toh. Sambil memandangi padang rumput,  tebak hewan yang lain yang aku lihat? Kanguru!!! wah akhirnya kita benaran di Australia bukan mimpi karena sudah melihat kanguru dengan mata dan kepala sendiri bukan di TV/internet saja. kata Jefi yang jemput kita kalau malam kanguru suka ketabrak karena bisa tiba tiba melintas di jalan raya dan ternyata daging kanguru itu juga dijual di supermarket tapi ga terlalu popular karena agak alot. Jika tertarik ingin mencicipi daging kanguru, ada tehnik khusus memasaknya untuk mendapatkan daging yang empuk. Satu lagi yang bikin saya kaget ternyata di Australia juga ada sawah lho, nah bagaimana ini sementara makanan pokok orang Australia bukan nasi lho, Australia sangat serius ingin menguasai pertanian dan berasnya di komsumsi di Australia oleh orang Asia atau penduduk lokal serta di export ke beberapa negara. Pertanian disini sudah sangat maju mulai irigasi hingga panen menggunakan teknology yang sudah maju sangat berbeda dengan di Indonesia. Pemerintah sangat mendukung para petani, mulai dari memberikan modal, penyuluhan dan tenaga ahli yang siap membantu masalah yang dihadapi para petani. 

Di dalam bedeng sedang  mencari sinyal
Setibanya di Naracoorte, rumah kita berikutnya disebut Hut di Indonesia dipanggil bedeng, yang berada di padang rumput sedih yah dengarnya? tapi bedeng disini kaya rumah benaran yang dilengkapi dengan kitchen set, kamar mandi bersih dan kamar tersedia serta sofa. Hanya saja memang hanya 1 rumah saja yang ada disini berada tengah tengah padang rumput. Kemudian kita memilih kamar yang berada dekat dengan ruang tamu, kita memilih kamar ini karena hawanya fresh dan pemandangannya unik yang langsung menghadap ke padang rumput dimana para sapi bertengker. Jefi menyarankan harus bangun jam 4.30 am karena 5.30 am sudah berangkat ke farm, kita dengan wajah capek sudah ga sanggup mikir dan protes jefi menyarankan kita sebaiknya memasak sarapan pagi malam ini karena besok tidak sempat  katanya, ya ampun apakah segitunya kerja di farm?.

Pemandangan dari jendela kamar

Besok paginya alarm berbunyi tetapi ga kedengaran sama sekali tuh, atau memang karena sudah terlalu capek bangat makanya ga kedengaran atau teman ku yang mati in? Mampus pas kebangun sudah  jam 5.30 ya ampun dan aku bangunin ade cepat cepat! pas ade tau jam 5.30 dia lompat dari tempat tidur langsung nyari celana jeans sambil berkata “ jeans mana jeans mana” dan  make celana jeans gemetaran kaya orang lagi mimpi haha sangkin kagetnya karena telat padahal harusnya sudah berangkat. Hanya butuh 5 menit ganti baju ga kepikiran untuk mandi boro boro mandi cuci muka dan gosok gigi aja ga sempat. Saat kita keluar kamar mukaya Jefi udah cemberut wah kita was was bakal di pecat kan ga lucu di pecat sebelum berperang takut bagaimana ke Melbourne nya transportasinya susah. Tapi pas mau berangkat mandornya kabarin si Jefi kalau mulainya jam 6.30 di undur wah ada aja memang pertolongan akhirnya kita sempat gosok gigi dan cuci muka dan sarapan aye.

Setibanya di farm anggur kenalan dengan mandor dan pekerja lainnya, dari wajahnya bisa ketebak mereka berasal dari timur tengah. Ternyata mereka para penerima suaka atau refugees visa dari Afganistan. Mereka senang bangat ketemu orang Indonesia karena sebelum berangkat ke Australia melalui Kapal mereka di tampung di puncak Bogor sambil menunggu giliran di selundupkan ke Australia melalui Kapal kapal Indonesia yang melewati pelabuhan  di Australia, mereka megaku membayar ratusan juta ke kapten kapal supaya mereka bisa naik kapal tersebut wah wah parah yah. hari ini perasaan bahagia sekali karena hari pertama mencetak dolar $$$ Australia seneng juga sih walaupun kerja di farm, Pekerjaannya tidak berat hanya menggunting daun daun yang sudahlayu dan yang terlalu rimbun, teknik mengguntingnya sambil berjalan sepanjang jalur pohon anggur dan harus cepat. Farm ini sangat high tehnology karena disana sudah terpasang selang di batangnya yang akan menyala secara otomatis untuk menyiram pohon anggur ataupun untuk menyemprotkan pestisida keren yah.

Grapes Trees setengah baya

Baru hari pertama si mandor sudah bentak bentak, ternyata ga segampang yang kita bayangkan, menggunting harus cepat dan tepat, aku dan ade selalu ketinggalan, dan si mandor keep came toward me bilang “hurry hurry”. Lucu deh kan ada 3 kubu 1 kubu Indonesia terdiri dari 3 orang, ada kubu malaysia 2 orang dan kubu Afgani 4 orang. Jadi bekerjanya saling berdekatan sesama kubu masing masing, supaya bisa sambil bercerita sambil menggunting daun. Bahasa Kubu Afgani lucu menurut aku, karena ga mengerti dan jarang dengar sementara kubu Malaysia kita masih mengerti. Saat itu masih summer kalau siang panas nya teriknya ampun deh, bisa 35-37 derajat celcius, malah kadang bisa extreme bangat hingga 40 derajat celcius, ga bisa sembarangan berhenti untuk minum karena ada  coffee break 2 x sehari plus makan siang dan jam 5 pm pulang. Hari pertama saja serasa pengen kabur ga sanggup menahan haus dan berdiri seharian oh nasib nasib akhirnya kita mulai melting dan bercampur tidak lagi main kubu kubuan, bercerita cerita antar kubu terutama dengan kubu Afganistan, mereka senang bercanda canda dengan kita apalagi dengan cewek uhh.

Eh teman ku disukai sama cowok afgani itu yang masih muda bangat, sementara aku disukai sama mandornya kenapa aku tau dia suka sama aku? hari pertama dia sudah bertanya apakah aku punya pacar? Haha kacau deh aku bilang belum mau pacaran kesini mau cari dollar karena aku tau dia sudah mulai modus. Hari kedua seperti biasa start jam 6 dan selesai jam 5 pm dan hari ke 3 juga, tau ga si Mandor tadi nembak gw di kebon bilang suka sama aku wee, aku mulai was was akan keselamatan kerja amit amit deh pacaran sama dia bukannya under estimate walau dia mandor bukan type saya pak maaf yah. Bingung menolaknya dengan cara  halus dia terus mendekati aku dan aku bilang udah punya pacar di Melbourne eh dia langsung marah marah aduh ngeri cinta ditolak malah marah marah lucu deh, dia protes ke temanku kalau aku pembohong! Sebodo teing ah ternyata gw lupa awal awal kan gw pernah bilang belum punya pacar karena fokusnya cari dollar. Hari berlalu dia mencoba mendekati bang Jefi si mandor orang Indonesia dan kaget nya pas dateng ke rumah bawa makanan khas afganistan, kalau di Jakarta seperti roti Maryam yang lagi trend sekarang, mampus serasa aku mau dijual nih sama mandor.

Dia ngajak ke supermarket Woolworth namaya merupakan supermarket terbesar di Australia, woolworth disini berada di Naracoorte town, Naracoorte merupakan  sebuah kota kecil penduduknya kurang lebih 6000 orang,  kota ini sangat kecil disana terdapat kurang lebih 300 orang immigrant penerima suaka dari Afganistan yang diperdaya pemerintah untuk bekerja di farm, jadi tidak heran disini banyak terdapat toko makanan Midlle east seperti Afgani bread dan Afgani restaurants.  Selain itu Naracoorte terkenal dengan  national park dimana terdapat cave dan camping site serta caravan park yang bisa di sewa para pengunjung goa. Di dalam Goa ini terdapat fossil fosil binatang purba yang hidup 3.5 juta tahun lalu seperti  Dinosaurus. 

Fossil Dinosaurus inside the Cave
Kebetulan bahan makanan habis karena bang Jefi ngebet nyuruh aku pergi dengan dia untuk respect aja sih berhubung masih sore, tetapi temanku sudah was was karena sepanjang jalan itu hutan hanya 15 menit sih ke woolworth tetapi kalau dia jahat bagaimana? dengan berat hati aku menerima tawaran untuk pergi sambil  minta pertolongan dari Tuhan. 


Setibanya di woolworth dia  ijin mmengambil sesuatu dari rumah, dan aku di drop di woolworth, dia agak lama di rumahnya hingga aku selesai belanja hari sudah gelap aku minta diantar pulang. Aku ketakutan sebenarnya tapi aku punya ilmu menjinakkan musuh dengan cara tenang dan jangan panik di jalan dia meminta jawaban gw apakah menerima cintanya gubrak perut rasanya mual tiba tiba tapi aku sambil memberi harapan palsu aku bilang” just relax i will answer it later on at home” dalam hati sudah siapin jawaban “Never ever” sepanjang jalan gelap dan kiri kanan hutan aku semakin was was ternyata semakin khawatir semakin merasa lama sampai di tujuan. Tapi aku yakin dia tidak mungkin berbuat kriminal karena bisa bisa hidupnya tidak nyaman di Australia, kalau dia berbuat kriminal karena sudah membayar ratusan juta demi tinggal di Australia. 

Akhirnya sudah kelihatan rumah bedeng ah lega bangat, aku selamat dan setibanya di halaman rumah aku bilang "i am so sorry you are very good man but i am not really good for you i wish you find another suitable woman for you” thank you for everything, well done good job dalam hati trus aku turun dari mobil dan dia langsung pergi! Hmm selamat selamat, tetapi masih was was dalam hati karena akan ketemu terus tiap hari dan sudah siap mental kalau mau di pecat yah monggo, Esok harinya ketemu di farm dia tidak menyerah juga astaga, masih berusaha mendekati aku perasaan sudah mulai resah dan risih. Pada hari Jumat bang Jefi  akan pergi ke kota Melbourne mengurus visa ke imigrasi, yes yes yes  kita  kegirangan dan memutuskan untuk waktunya kabur!!! dari pekerjaan ini sudah tidak nyaman  lagi buat aku terutama.kita pamitan ke managernya untuk ijin ke Melbourne untuk mengambil semua barang barang dari apartment yang lama, semenjak itu tidak pernah kembali ke farm itu lagi dan kita berhasil kabur untuk selamanya. Tapi urusan belum selesai karena gaji belum di bayar, tapi kita ga khawatir karena kita kan pekerja legal kalau mereka mau ngibul bisa kita laporkan dengan bukti bukti lengkap.

Diperjalanan menuju Melbourne 5 jam dengan membayar $100 ke bang Jefi share fuel cost, akhirnya sampai juga di Melbourne the best city thanks God. Senang melintir karena ada harapan baru untuk dapat pekerjaan di restoran Jepang, sebelum aku putuskan kembali ke Melbourne aku sudah menghubungi temanku namanya Nita, dia teman kerjanya another room mate ku orang Jepang Yuka namanya, yunita dan Yuka merupakan dewi fortuna buat gw. Kabar baik dari Yunita gw disuruh drop cv ke restoran tersebut dan ketemu managernya orang Indonesia ah so nice. Ke esokan harinya tanpa ragu aku ke restoran Jepang drop cv untuk ketemu manager orang Indonesia hmm managernya baik dan memang lowongan sangat terbuka hanya untuk orang Indonesia saja karena owner restorannya juga orang Indonesia and you know what sore nya gw langsung di called oleh managernya dan gw di suruh mulai training di restoran tersebut dua hari kedepan ahh im so lucky terimaksih kepada Yang Maha kuasa. Begitulah kehidupan di negeri orang sebaiknya ikut bergabung dengan sesama bangsa sendiri jika tidak punya siapa siapa disana dan selalu optimis dan jangan khawatir, carilah maka akan kamu temukan.




Kabur dari pedalaman Australia menuju Kota Melbourne